Sabtu, 27 September 2025 |
13:25 wib: Humas PIK2 Berpartisipasi Aktif di Haul Syeikh Nawawi Tanara Al-Bantani ke-132 20:11 wib: Kawasan PIK 2 Terbuka untuk Kegiatan Keagamaan dan Sosial 11:29 wib: Ingin Hiburan Santai di Tepi Pantai, Kini Hadir Kadena Glamping Dive Resort Anyer Sebagai Destinasi 07:54 wib: Anggota Fraksi Gerindra DPRD Banten, Taufik Hidayat Apresiasi Program “PWN Eksplore Desa Kedesa” 15:16 wib: Bawaslu Apresiasi Bupati Serang Terbitkan SE tentang PSU Pilkada 2024 sebagai Hari Libur 18:44 wib: Bupati Tatu Ajak Kawal PSU Pilkada Kabupaten Serang dengan Riang Gembira 18:38 wib: Bupati Serang Lantik Ratusan CPNS dan PPPK Formasi 2024 10:02 wib: PLT Bapenda Banten: Pesan Gubernur, Penghapusan Denda Pajak Harus Bebas Pungli 10:43 wib: Sekda Tekankan ASN Pemkab Serang Efisiensi Anggaran Secara Cerdas 21:32 wib: Sosialisasi Pemungutan Suara Ulang KPU Kabupaten Serang. 19 April 2025

- Di Tinggal Pengembang, Warga Ranau Estate Lakukan Pembangunan Secara Swadaya

Publisher: Redaksi Bantenku Dibaca: 29064 Pengunjung

BantenKu, SERANG -  Puluhan warga perumahan Ranau Estate II, Kelurahan Panggungjati, Kecamatan Taktakan, Kota Serang menuntut Fasilitas Sosial (Fasos) dan Fasilitas Umum (Fasum) yang sejak tahun 2018 lalu belum dipenuhi oleh pihak pengembang.

Seperti kasus perumahan bersubsidi pada umumnya. Fasos fasum yang belum dipenuhi tersebut di antara nya Tempat Pemakaman Umum (TPU) dan perbaikan pengerasan jalan.

Kondisi jalan yang masih berbatu dan becek ketika turun hujan serta jembatan yang nyaris ambrol akibat di hantam bencana banjir beberapa waktu lalu telah menjadi pemandangan sehari hari warga.

Untuk dapat menikmati sarana prasarana yang memadai salah satu nya gorong gorong, ratusan warga yang di dominasi kalangan masyarakat kelas bawah ini rela harus merogoh kantong pribadi nya masing masing.

Ketua RT 03/04 Kompleks Ranau Estate Yasir Purnomo mengatakan, pihaknya mengaku telah melakukan berbagai upaya dalam rangka menuntut hak hak warga kepada pihak pengembang, namun hingga saat ini upaya tersebut tidak membuahkan hasil.

"Setiap kami menuntut perbaikan itu, pihak pengembangan hanya berjanji akan segera menyelesaikannya, tapi realisasinya sampai sekarang belum ada," katanya, Senin (20/9/2021).

Diakui Yasir, karena Fasos TPU belum tersedia, maka setiap warga yang meninggal terpaksa harus dikuburkan kampung halamannya masing-masing.

"Sedangkan untuk kondisi Fasum jalan, kondisinya sudah sangat memprihatinkan karena belum dilakukan pengerasan terlebih setelah hujan turun," ujarnya.

Selain itu, lanjut Yasir, buntunya komunikasi antara warga baik dengan pihak pengembangan ataupun dengan pemerintah daerah, menjadikan persoalan ini seakan semuanya dipikul oleh warga.

"Padahal seharusnya pemerintah hadir di tengah-tengah keresahan warganya yang sedang kesusahan," ucapnya.

Menurut Yasir, pihaknya kini hanya bisa pasrah terhadap persoalan yang terjadi, sambil berharap pemerintah bisa ikut turun tangan menyelesaikan persoalan ini.

"Karena kalau berharap ke pengembang, sepertinya dia sudah lepas tangan dan kabur. Jadi tidak bisa lagi ada yang diharapkan," tutupnya.

[Red]

KOMENTAR DISQUS :

Top